08 Januari 2008

Islam Dorong Kehidupan Demokratis dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh harapan besar agar Indonesia dapat menjadi contoh di mana Islam, demokrasi, dan modernitas berjalan seiring dan sejalan. Untuk itu, menjadi tugas umat Islam di Indonesia menghapus citra Islam yang seolah-olah identik dengan totaliterianisme dan keterbelakangan

"Islam mendorong kehidupan masyarakat yang demokratis dan mendorong terciptanya masyarakat modern yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya, demokrasi dan kemodernan akan memberi ruang gerak yang semakin kondusif bagi diamalkannya ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat," ujarnya saat menyampaikan sambutan pada peringatan Maulud Nabi Muhammad saw yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (21/4) malam.

Hadir pada acara itu, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wapres M. Jusuf Kalla, Menko Kesra Alwi Shihab, Menag Maftuh Basyuni, Mendagri Moch. Ma'ruf, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Meneg PAN Taufik Effendi, dan Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar.

Presiden mengajak seluruh umat Islam untuk membangun dan mengembangkan nilai-nilai dan pranata kehidupan yang Islami. Menurutnya, Islam menaburkan salam dan keteduhan, karena Islam adalah rahmat semesta alam. "Saya sangat setuju, kita harus dan harus mencontoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad ketika beliau sebagai pemimpin besar berhasil mengatasi permasalahan di negerinya, membangun umat dan bangsa," katanya.

Sebelumnya, presiden memaparkan, meskipun zaman Nabi Muhammad saw telah jauh berbeda dengan zaman sekarang, esensi persoalan manusia dan masyarakat tetap saja sama, hanya variasi-variasi yang berbeda. "Bangsa kita pun sedikit banyaknya sedang mengalami permasalahan yang sama. Kita telah merdeka hampir enam dasawarsa lamanya. Umat Islam kita masih belum sepenuhnya menjalankan tauhid sebagaimana diajarkan Nabi. Sebagian masih diliputi oleh suasana tak benar, kualitas bangsa kita tergolong lemah. Ketimpangan sosial belum sepenuhnya dapat kita atasi," jelasnya.

Presiden menyatakan, keadilan belum sepenuhnya dapat ditegakkan, sementara kesewenang-wenangan--walaupun kini sudah jauh berkurang karena tekad kuat membangun demokrasi--masih ada dan dirasakan sebagian rakyat. "Sebab itulah, perjuangan kita untuk mewujudkan cita-cita bangsa, menciptakan masyarakat adil dan makmur adalah perjuangan tanpa akhir. Umat Islam di negeri kita sebagai bagian terbesar umat beragama di tanah air berkewajiban mewujudkan cita-cita itu," tuturnya.

Ditegaskan presiden, Indonesia bukanlah negara sekuler yang tak memberi tempat bagi semangat keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan benegara. "Kita justru berkeyakinan, ajaran-ajaran agama merupakan sumber inspirasi dan sumber motivasi yang tidak pernah kering dalam mendorong kita untuk berjuang mencapai kehidupan yang lebih baik," katanya.

Disebutkannya, peringatan Maulud Nabi tahun ini diselenggarakan di tengah kesibukan menggelar KTT Asia Afrika. Menurut ajaran Nabi, katanya, sebagai tuan rumah yang baik adalah menghormati para tamu. Apalagi tamu-tamu datang dari negeri yang jauh dari dua benua.

"Kita ingin tunjukkan kepada tamu-tamu kita, bahwa negeri kita yang muslim terbesar adalah negeri yang aman dan damai, negeri yang toleran, harga-menghargai, dan menghormati satu sama lain. Citra seperti itu harus kita ciptakan. Kita tidak boleh mengesankan negara kita sebagai negara yang tidak aman tidak tenteram," jelasnya

Tidak ada komentar: